Indonesia harus angkat kaki dari turnamen beregu Piala Sudirman 2021 setelah kalah dari Malaysia. Tampil di babak perempat final, Indonesia harus mengakui keunggulan Malaysia dengan skor 2 3, Jumat (1/1/2021) malam, WIB. Pertandingan antara Indonesia dan Malaysia ini berlangsung sangat sengit.
Terbukti, pertandingan ini harus diselesaikan hingga leg atau babak kelima. Jika menilik lebih jauh, Malaysia sejatinya tak diunggulkan dalam turnamen beregu campuran ini. Mereka bahkan sudah terlibat duel sengit sejak berada di fase grup Piala Sudirman.
Ditambah lagi, para pemain yang diturunkan wakil Negeri Jiran di turnamen ini bisa dibilang 'acak'. Maksudnya, tak semua sektor diperkuat oleh para pemain terbaiknya. Hanya sektor tunggal putra dan ganda putra saja yang benar benar menjadi andalan Malaysia.
Di nomor tersebut, mereka menurunkan Lee Zii Jia (tunggal putra) dan Aaron Chia/Soh Wooi Yik (ganda putra). Keduanya pun mampu memberi bukti untuk kepercayaan yang diberikan pada mereka. Lee Zii Jia berhasil mengalahkan Anthony Ginting dengan dua gim langsung di babak perempat final Piala Sudirman.
Tunggal putra terbaik Malaysia ini hampir membuat Ginting tak berkutik sepanjang laga berjalan. Serangan tak henti yang dilancarkan pemain ranking 8 dunia ini terlalu kuat untuk dihentikan oleh Ginting. Sementara itu, Aaron Chia/Soh Wooi Yik mengalahkan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya.
Chia/Soh juga mengalahkan Minions dalam dua gim langsung. Lantas apa yang membuat Malaysia bisa digdaya di laga ini. Salah satu jawabannya adalah andil pelatih asal Indonesia di kubu Negeri Jiran.
Lee Zii Jia sendiri ditangani oleh Hendrawan. Hendrawan adalah legenda hidup bulutangkis Indonesia yang kenyang dengan beragam gelar semasa aktif bermain. Sebagian gelar mentereng yang pernah diraih pria berusia 49 tahun ini adalah Juara Dunia 2001.
Medali Perak Olimpiade Sydney juga menjadi bukti ketangkasan Wawan, sapaannya, kala bermain dahulu. Ia pun menularkan ilmu dan pengalaman hebatnya pada sosok Lee Zii Jia. Tanggapan dari sang pemain pun luar biasa positif.
Ia sangat tekun belajar dari Hendrawan untuk memperbaiki performa di atas lapangan. Ganjaran gelar All England menjadi bukti sahih pengaruh Wawan pada perkembangan Zii Jia. Di sisi lainnya, Flandy Limpele juga berandil besar dalam membentuk duo Aaron Chia/Soh Wooi Yik.
Chia/Soh semakin memiliki permainan yang variatif dan matang setelah Limpele datang. Selain itu, ia juga fokus membenahi daya tahan dan kelincahan ganda putra terbaik Malaysia tersebut. Kerja keras Flandy Limpele pun akhirnya terbayar di event Olimpiade Tokyo lalu.
Chia/Soh berhak membawa pulang medali perunggu. Di turnamen Piala Sudirman ini, mereka berhasil menjadi tolok ukur permainan tim Malaysia setelah menumbangkan Minions dalam dua gim langsung. Selain punya Hendrawan dan Flandy Limpele, Malaysia juga memiliki pelatih asal Indonesia lain yang ikut 'mejeng' di Piala Sudirman kali ini.
Paulus Firman dan Indra Wijaya menjadi sosok lain yang ikut berkontribusi dalam kemenangan Malaysia atas Indonesia. Paulus Firman adalah pelatih dari Hoo Pang Ron/Cheah Yee See yang bermain di sektor ganda campuran. Anak asuhnya berhasil menjadi penentu kemenangan sekaligus membuktikan ketangguhan mental yang baik.
Sedangkan Indra Wijaya adalah pelatih dari tunggal putri Negeri Jiran, Kisona Slevaduray. Meski anak asuhnya menelan kekalahan dari Gregoria Mariska, tetapi Kisona berhasil mengajak Jorji bermain hingga tiga set.